ENDLESS LOVE PART 1 DREAMING YOU
Endless Love
By
: Drina Jin
PART 1 : DREAMING YOU
“PUTRI! Kenapa anda
meninggalkanku…” si pria berbaju Zirah itu menitikan air mata dan lalu
menggendong mayat seorang wanita yang meskipun kini telah tak bernyawa tetap
terlihat mepesona, rambut panjang hitamnya tergerai dan diterbang-terbangkan
oleh angin, wajahnya yang putih agung kini telah berubah pucat meskipun begitu
dia tetap terlihat indah.
Pria itu menggendong wanita
tadi yang disebutnya sebagai putri, ia berjalan menelusuri ribuan bahkan jutaan
tubuh yang telah terbujur kaku. Sekelilingnya bagaikan sungai nil yang di
penuhi darah. Semakin berjalan pria itu semakin tertatih-tatih, hingga akhirnya
dia terjatuh. Tubuh putri pun ikut terjatuh.Tanpa mempedulikan luka kakinya, si
pria itu berdiri dan segera mencari tubuh sang putri. Setelah mencari
kesana-kemari akhirnya ia menemukannya dengan segera si pria menggendong tubuh
kaku itu kembali.berjalan hingga melewati semua batin tanpa jiwa yang
berlumuran darah. Si pria merebahkan tubuh putri dengan hati-hati , dan
mengelus wajah putri yang dingin beberapa kali.
“Yang Mulia, meskipun anda
telah pergi demi diriku yang payah ini, tidak peduli apapun yang terjadi, hamba
akan pergi menyusulmu di sana” si pria bertutur dengan lembut sambil memandangi
wajah putri, lalu mengeluarkan pedang yang berlumuran darah, dengan sekali
tusukan pedang itu berhasil menembus perutnya. Sebelum si pria itu sekarat, ia
merangkak ke tempat sang putri dibaringkan serta menggemgam erat tangan putri.
“selamanya…a…ku…men..cintai….mu….” si pria menghelakan nafas terakhirnya.
“JANGAN!!”
Rou Qing terjaga dari
tidurnya, sekujur tubuhnya dipenuhi keringat. Dalam hati ia berkata “kenapa
ini.. setiap waktu aku selalu bermimpi hal yang sama, setiap terbangun mataku
selalu saja terisi oleh air mata, sebenarnya ada apa denganku” Rou Qing melamun
kebingunan akan mimpinya tadi beberapa saat, setelah itu ia mengambil secarik
tissue mengelap air matanya. Dilihatnya, jam sudah menunjukkan pukul enam tiga
puluh lima, Rou Qing segera merapikan tempat tidurnya, kemudian mengambil
pakaian kerja serta handuk untuk mandi.tiga puluh menit kemudian, Rou Qing
sudah terlihat rapi.
Rou Qing duduk di depan
meja riasnya, ia termenung melihat cermin. Tiba-tiba di dalam cermin terlintas
suatu pemandangan wanita yang tertidur untuk selamanya dalam mimpinya, sedang
menari di padang bunga krisan kuning, dan seorang pria yang juga berada dalam
mimpinya tadi memainkan sebuah lagu dengan xiau (alat musik cina yang mirip
flute). Terlihat keduanya tersenyum bahagia. Suara pintu diketuk, pemandangan
dari cermin pun sirna, dengan bergegas Rou Qing membuka pintu rumahnya. Sesosok
tampan berbaju jas, tengah berdiri di depan pintu. Dia adalah Wei Song pacar
Rou Qing. Wei Song membawa sebuket besar bunga kesukaan Rou Qing, dan memeluk
Rou Qing kemudian memciumnya. Setelah agak beberapa saat lamanya keduanya masuk
ke dalam rumah. Rou Qing meletakkan buket bunga tadi diatas menja makan, lalu
mengambilkan segelas the hangat di dapur.
“kapan kau pulang? Kenapa
tidak menghubungiku?”
“aku pulang kemarin, dan
itu sudah malam sekali, aku tidak ingin kau mengorbankan tidurmu untuk
menjemputku. Lagian aku ingin membuat kejutan untukmu”
“iya, memang kejutan yang
sangat mengejutkan” Rou Qing tersenyum. Perlahan wajah kedua insani itu mulai
mendekat dan hanyut dalam ciuman mesra. Ciuman itu terhentikan karena handphone
Rou Qing berdering. Rou Qing buru-buru mengankatnya.
“halo, ini Zhang Rou Qing.
Ada apa?” dari handphone Rou Qing, orang yang sedang bicara dengan-nya berkata
“prof.Zhang, kami di sini
menginformasikan telah ditemukan peninggalan kuno dari zaman kerajaan Qin,
bukti peperangan dengan kerajaan Joseon”
Rou Qing yang semula
bersikap santai, setelah mendengarkan perkataan telepon tadi pun menjadi
serius, dia menanyakan berbagai macam pertanyaan mulai dari, lokasi penggalian,
kepastian peninggalan kuno, kondisi dan lainnya. Akhir nya setelah bertanya
panjang lebar Rou Qing menutup teleponnya. Dan menatap Wei Song dengan tatapan
bersalah dan mengatakan
“maaf Wei Song, sepertinya
kita tidak bisa berlama-lama lagi, ada ekspedisi penting dan aku harus segera
pergi”
“iya, iya. Aku mengerti. Sebagai gantinya, aku
akan mengatarmu ke lokasi” tutur Wei Song dengan tenang, dan beranjak keluar
dari rumah Rou Qing. Rou Qing mengikuti
Wei Song keluar setelah mengambil dua koper besar dan sedang miliknya kemudian
menunggu Wei Song di depan rumahnya, sementara Wei Song sedang mengemudikan
mobilnya keluar dari pakiran.tidak lama kemudian, mobil Wei Song melaju menuju
tempat Rou Qing berdiri. Wei Song membuka pintu mobil dan mempersilakan Rou
Qing masuk. Rou Qing masuk dan duduk di sebelah Wei Song.
Akhirnya setelah satu jam
sampailah mereka di lokasi ekspedisi, Rou Qing mempersilakan Wei Song pulang,
dengan sedikit kekecewaan Wei Song akhirnya berlaju menjauh. Sedangkan Rou Qing
masih di tempat dan melambaikan tangannya. Rou Qing mulai melangkah pergi
setelah melihat mobil Wei Song perlahan mulai menjauh. Baru beberapa langkah
saja ia sudah berjumpa dengan seorang pria dengan kacamata tebal sebagai hiasan
di wajah. Rou Qing menyapanya.
“selamat pagi, apakah anda
yang telah meneleponku?”
“apakah nona yang bernama
Jang Rou Qing?” Tanya pemuda bertampang jujur itu
“iya, salam kenal” jawab
Rou Qing seraya menjulurkan tangan akan berjabat
“salam kenal juga, namaku
Zhou Qiang, asisten barumu di penggalian kali ini. anda bisa memanggilku Xiao
Qian, prof. Jang” Qian menjabat tangan Rou Qing
Mendengar orang yang
berdiri di depannya memanggilnya dengan sebutan Professor, Rou Qing
mengernyitkan alisnya, menatap Qian dengan heran.
“ada apa professor Jang?
Apa ada yang aneh di wajahku?”
“tidak ada yang aneh di
wajahmu, aku Cuma berpikir kenapa kamu memanggilku dengan sebutan ‘Professor
Jang’. Itu kedengaran sangat aneh… ah ya! Panggil saja aku Qing”
“ta…tapi.. itu agak kurang
sopan” Rou Qing menatap Qian tajam, Qian melarat perkataannya
“meskipun tidak sopan tapi
ini kedengaran lebih bersahabat”
Rou Qing
menganggup-anggupkan kepalanya tanda setuju, lalu Qian mengajak Rou Qing menuju
tenda peristirahatan milik Rou Qing, Qian membantu Rou Qing mengambilkan koper
besarnya. Setelah sampai di tenda, Qian meletakkan koper Rou Qing di atas meja
kecil lalu berpaling keluar. Sepeninggalan Qian, Rou Qing membuka koper
kecilnya, yang berukuran sekitar 40 hingga 55 centimeter lebar nya. Ia
memasukkan beberapa peralatan penggalian, seperti, sekop ukuran sedang, brush,
sarung tangan, masker mulut, dan beberapa katung plastic transparan untuk
memasukkan sumber peninggalan sejarah yang berukuran kecil.kemudian mengambil
kartu identitasnya dan berlalu keluar dari tenda. Diluar, qian sudah
menunggunya sambil duduk diatas van car.Qian mempersilakan Rou Qing naik, Rou
Qing masuk dan duduk dibelakang. Mobilpun melaju menuju tempat tujuan.
Sepangjang perjalanan Qian terus berbincang dengan Rou Qing. Dimulai dari
kegemaran mereka berdua, peninggalan kuno, kemudian disusul makanan terenak di
ibukota, sampai-sampai hal-hal pribadi seperti pacar. Setelah waktu agak lama
berlalu, mereka yang telah menghabiskan 3 bungkus potato chip akhirnya sampai
di tempat tujuan. Yang pertama keluar dari van adalah Qian, ia membukakan pintu
mobil untuk Rou Qing, Rou Qing membawa koper kecil, dengan langkah perlahan ia
pun turun dari van. Qian menunjukkan arah lokasi di bagian barat, mereka
berjalan menusuri jalan rusak penuh bebatuan tanpa bantuan van, Rou Qing
melihat reruntuhan kuno, ia penasaran akan keadaannya karena merasa tidak asing
terhadap tempat tersebut, maka tanpa sepengetahuan Qian, Rou Qing menjelajahi
reruntuhan itu. Reruntuhan tersebut sangat berantakan, puing-puing sisa tembok
bangunan tersebar dimana-mana, ada juga benda-benda lainnya yang mencuak keluar
dari permukaan reruntuhan berbentuk persegi itu.
Rou Qing tertarik akan
sesuatu yang mencuak keluar di bagian belakang reruntuhan sesuatu berwarna putih susu, ia menghampiri
benda itu semakin dekat dan jelaslah sudah benda itu adalah tulang berulang
manusia, tulang berulang itu memakai baju Zirah dinasti Qing ditengah-tengah
pakaiannya masih tertancap pedang kuno.
Rou Qing terbayang sesuatu,
kali ini kepalanya terasa sakit. Hatinya serasa hancur ia pun pingsan. Saat itu
Qian baru saja memasuki reruntuhan, dia
sangat terkejut Rou Qing tersungkur disamping tulang berulang itu, Qiang
menghampiri Rou Qing menggoyang-goyangkan lengan kanannya dengan keras
“Qing ah! Nona Qing!!”
Komentar
Posting Komentar
silakan memberikan komentar, mohon tidak menggunakan bahasa yang agak ataupun terkesan kasar